Loader

Jurus Sritex Bertahan di Tengah Lesunya Industri Tekstil RI

Jakarta, CNN Indonesia — PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) sudah tersohor akan reputasi produk yang mendunia. Berdiri sejak tahun 1966, perusahaan yang bermula di Surakarta ini telah berhasil memasarkan produknya hingga lebih dari 100 negara.

Sritex bahkan dikenal sebagai perusahaan penyokong seragam industri militer ke 30 negara dan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Maka dari itu, tak heran kini kontribusi ekspornya mencapai 53,34 persen dari total penjualan sebesar US$572,59 juta hingga kuartal III 2017 silam.Meski demikian, banyak tantangan yang tentu menghadang ekspor Sritex ke depan seperti masalah proteksionisme perdagangan, saya saing dengan negara lain, dukungan pemerintah, hingga tahun politik yang kadang bikin pelaku usaha wait and see.

Lantas, bagaimana perusahaan menjaga kinerja ekspor di tengah gempuran tantangan tersebut dan lesunya industri tekstil di tanah air? Berikut petikan wawancara CNNIndonesia.com dengan Direktur Utama Sritex Iwan S. Lukminto beberapa waktu yang lalu.

Pada kuartal III kemarin perusahaan berhasil membukukan pertumbuhan laba 14 persen secara tahunan (year on year/yoy). Apa saja langkah yang dilakukan perusahaan dalam menjaga kinerja tersebut?

Kami terus menjaga kualitas, di mana kinerja kami harus lebih baik. Bagaimana produksi lebih cepat lagi, lead time lebih perkuat dan kami pendekkan, supaya order yang masuk lebih banyak lagi. Kualitas dengan delivery lebih cepat lagi. Ini supaya kami bisa melayani kebutuhan lebih banyak lagi untuk costumer kami.

Yang lain, kami juga mempunyai produk baru. Kalau fesyen ini, produk baru itu berarti ada corak baru, bahan baru, di mana lebih baik lagi untuk dipasarkan.

Hingga kuartal III 2017, Sritex juga telah mencatat penjualan ekspor tumbuh 14,37 persen. Bagaimana kiat perusahaan dalam menjaga daya saing di pasar internasional?

Selain laba, ekspor terus meningkat. Pertama memang sistem manufacturing harus betul, di mana kami memiliki integration system, yang di antaranya kami membuat bahan baku sampai bahan jadi sampai jahit kami bisa ekspor. Kami ada efisiensi di situ.

Nomor dua, cara manufacturing-nya kami ubah. Kami modifikasi jadi lebih sempurna lagi, lebih murah lagi tapi tak mengurangi kualitas.

Ketiga, kami juga mendalami inovasi produk. Inovasi membuatnya dengan kimia yang lebih murah lagi, tapi bagus. Irit lagi. Dan lebih product green, ramah lingkungan. Ini sasarannya.

Apakah ada rencana perluasan pasar ekspor di tahun ini?

Saya rasa untuk pasar ekspor akan kami kembangkan. Kami sudah lebih dari 100 negara, ya kami kembangkan terus.

Negara-negara tujuan ini kami perbesar lagi di dalamnya. Rupanya kalau didalami lagi, ini ada sesuatu opportunity. Seperti di Amerika Selatan, misalnya. Setelah di sana, ternyata ada yang bisa kami kembangkan lagi. Bisa lebih cocok lagi untuk dibuat di Indonesia.

 

Sritex saat ini telah memproduksi dan mengekspor seragam militer di lebih dari 30 negara. (CNN Indonesia/Puput Tripeni Juniman)

 

Sritex juga dikenal sebagai pemasok seragam militer ke beberapa negara. Selain itu, produk apa lagi yang akan dikembangkan ke pasar internasional?

Pakaian pemadam kebakaran adalah salah satu line baru Sritex, di mana mana mempunyai value added yang tinggi dan harus mempunyai mutu safety yang tinggi. Ini berupa garmen, di mana produk ini tidak mudah dibuat, juga memiliki value added tinggi.

Akhirnya, kami bisa lebih mendalami produk ini dan nanti bisa ditularkan ke produk-produk lain. Jadi, bagaimana menyelami satu produk tapi bisa memodifikasi produk itu untuk produk-produk yang lain. Gunanya untuk safety, seperti anti api. Tapi ini anti api untuk (petugas) pemadam.

Apa ada rencana untuk membuka fasilitas manufaktur di luar negeri?

Saat ini belum ada orientasi demikian. Tapi kami berkolaborasi dengan pusat-pusat research. Ini yang lebih penting untuk Sritex jadi kami mempunyai advance information, informasi lebih awal, dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

Semua peralatan, terutama di tekstil, hampir semuanya sudah ada (dimiliki Sritex). Kami bisa mengembangkan sendiri.

Untuk kerja sama research, misalnya kami dengan tentara Jerman, mereka memiliki institut di mana mereka memiliki laboratorium yang kuat, dan kami buat research di situ. Kami sharing tentang performance suatu produk kami, dan kami bantu untuk membuat suatu pencapaian yang digunakan untuk tentara di sana. Hal seperti ini yang kami lebih inginkan dan kami sangat membuka peluang untuk riset di Sritex semua wilayah.

Dua tahun ke depan adalah tahun politik. Apa ini akan mempengaruhi bisnis perusahaan?

Kalau Sritex sendiri sebenarnya 2018 ini optimistis, bagus. Mungkin sebagai chance di tengah tahun politik, kami bisa mencari opportunity untuk kebutuhan domestik sendiri. Memang ada yang wait and see, tapi kami tetap expand tentang market kami. Bagaimana kami mempertahankan (pangsa pasar) dan kalau bisa menambah produk tersebut.

Semoga tahun ini bisa lebih baik dibanding 2017. Memang tahun politik seperti demikian, tapi kalau saya pelajari tahun-tahun sebelumnya, tetap ada growth di tahun politik.

Bagaimana prospek ekspor produk tekstil Indonesia, melihat banyaknya persaingan dari negara lain, di mana saat ini bukan hanya Cina dan India, tapi juga Vietnam dan Bangladesh?

Menurut saya, Indonesia sekarang dengan negara ASEAN ini kompetitif. Utamanya di Indonesia ini, yang harus dipikirkan adalah bagaimana caranya melawan dan tahan terhadap krisis ekonomi. Ini adalah tantangan. Makanya kami harus memitigiasi dengan market yang lebih diversifikasi.

Regulasi seperti apa yang perlu diberikan pemerintah terhadap industri tekstil dan produk turunannya agar bisa berdaya saing di pasar internasional?
Saya rasa sih, kami mengharapkan pemerintah untuk terus menjaga market, di mana flow market ini atau kondisi domestik jangan menjadi ajang penyelundupan.

Sejauh ini sudah baik, di jaga, dan ada growth. Kami mengharapkan ada prospek berikutnya, bahwa di tahun-tahun sebelumnya kami mendapatkan insentif berupa cash rebate dari negara untuk investasi dan permesinan baru. Itu sangat membantu untuk mendorong kinerja dan regenerasi permesinan.